Artikel ini merupakan kompilasi dari beberapa artikel yang saya kutip dari : http://www.mymoneyskills.com/, http://safakmuhammad.com, http://anisbazzstory.wordpress.com, untuk kata kunci Mengelola Hutang. Terima kasih untuk penulis aslinya atas artikelnya yang bermanfaat.
Anda punya hutang?? kalo saya iyahhh…berapa?? saat ini cicilannya mencapai 25% dari penghasilan bulanan kami…dan bisa jadi ke depan lebih besar lagi…Whatttzzz
Setiap hari, kita selalu di kepung dengan berbagai iklan produk dan jasa. Bahkan iklan hutang pun ada dimana-mana. Coba perhatikan, saat kita nonton televisi, commercial break atau iklan setiap saat muncul. Saat kita sedang asyik nonton tv dan ada iklan muncul, kita kemudian berniat pindah channel atau pindah saluran tv. Apa yang terjadi adalah hal yang sama, IKLAN juga muncul di sana. Demikian juga saat kita mau dengerin radio, disana juga ada iklan. Kita dalam perjalanan, billboard iklan juga ada dimana-mana. Depan, kanan dan kiri gambar dan bujukan iklan siap menghadang kita. Kalau iklan itu hanya menawarkan produk dan jasa biasa seperti makanan, minuman atau produk properti mungkin masih kita anggap wajar. Yang banyak terjadi saat ini adalah iklan-iklan konsumtif seperti iklan liburan pakai kredit, iklan shopping pakai kartu kredit dan sejenisnya. Dengan penawaran yang menggoda, iklan itu seringkali membuat kita membelinya.
Karena itu, dalam kehidupan modern dengan gaya konsumerisme seperti saat ini, sulit kita menemukan orang yang bebas hutang. Selain tuntutan kebutuhan yang meningkat, juga karena godaan berbagai iklan produk yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Tidak hanya itu, jika dulu orang ‘malu’ berhutang, kini hutang justru menjadi produk yang menguntungkan dan pasarnya sangat luas. Kita dapat saksikan betapa banyak bank dan lembaga perkreditan gencar menawarkan hutang kepada masyarakat. Bila melalui hutang belum berhasil menggaet debitur (konsumen), mereka berusaha menawarkan barang dengan berbagai kemudahan pembayarannya. Bahkan untuk paket liburan wisata saja, orang ditawari bayar secara kredit!.
Dalam menghadapi kondisi yang demikian itu, kita harus mampu menahan dan membedakan mana kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Kita harus pula mengetahui managemen hutang yang baik, agar kita tidak terjerumus dalam jebakan hutang dan sampai ‘menjual kutang (maaf, BH)’ karena kita sudah kehabisan aset untuk melunasinya.
Menurut Freddy Pieloor, CFP., hutang antara si kaya dan si miskin memiliki perbedaan karakteristik:
1) Orang Kaya berhutang untuk membeli aset atau harta produktif sedangkan orang miskin berhutang untuk menumpuk aset konsumtif;
2) orang kaya membayar hutang mamakai pendapatan yang diperoleh dari aset produktif (passive income) sedangkan orang miskin membayar hutang dari pendapatan kerjanya (active income)
Hutang memang tidak dilarang, apalagi diharamkan. Akan tetapi mengurangi hutang dan memanfaatkan hutang sesuai dengan kebutuhan adalah cara yang paling bijaksana . Karena dengan pengelolaan hutang yang ketat, hidup Anda akan jauh lebih aman dan nyaman, serta bisa berinvestasi untuk masa depan. Berikut ini adalah beberapa Tips yang perlu Anda ketahui dalam mengelola hutang:
1. Hutang hanya untuk keperluan mendadak dan tidak bisa ditunda, misalnya ada anggota keluarga yang sakit atau keperluan sekolah. –> ayo nabung dan berasuransi dari sekarang biar tak terjebak kejadian ini.
2. Tidak semua hutang itu jelek, tergantung jenis dan peruntukannya. Hutang untuk keperluan produktif dan nilainya meningkat terus, misalnya rumah, tanah dan emas. Karena itu, untuk keperluan produktif, bila anda mau, silahkan Anda berhutang!
3. Usahakan jangan berhutang untuk membeli Barang Konsumtif (handphone, sepatu, alat-alat elektronik, baju,tas dan aksesoris untuk tubuh dan furniture dan alat – alat rumah tangga). Karena barang tersebut memiliki kecenderungan menurun nilainya. Barang konsumtif sebaiknya dibeli secara tunai. Bila belum mampu, tunda sementara waktu untuk membeli barang tersebut. Prinsip buy now pay later (beli sekarang bayar kemudian) harus dibuang jauh-jauh untuk barang konsumtif, karena prinsip itu menyusahkan dikemudian hari.
4. Kita memang sering lupa kalau dalam berhutang harus memperhatikan kemampuan membayar. Coba perhatikan, saking semangatnya, kita sering memaksakan berhutang – meski sudah tidak memiliki kemampuan membayar, dengan harapan ada rejeki di kemudian hari. Sebagai contoh, banyak karyawan yang tidak sabar membelanjakan ‘bonus/lembur’ yang akan diterima. Mereka membeli barang konsumtif dengan cara kredit dan akan dibayar saat bonus/lembur dibagikan. Tentu saja cara ini tidak benar. Batas maksimal pembayaran hutang adalah 35% dari penghasilan Anda. Misalnya penghasilan Anda saat ini sebesar Rp2.000.000,- per bulan, maka maksimal Rp 700.000,- yang bisa anda gunakan untuk mengangsur.
5. Bayarlah hutang tepat waktu dan perhatikan/rapikan administrasi dan dokumentasi yang terkait dengan hutang.
6. Jangan menutup hutang dengan cara berhutang lagi (gali lobang tutup lobang). Kecuali Anda telah memperhitungkan dengan tepat seluruh selisih dan biaya yang dikenakan –> Gak akan bisa merreeemmm.
7. Urutan Anda dalam berhutang sebaiknya diprioritaskan mulai dari urutan teraman yaitu: pasangan, orang tua, saudara, sahabat, pegadaian, bank, leasing dan rentenir. Namun bila Anda membutuhkan uang dan Anda tidak nyaman untuk meminjam uang, sebaiknya korbankan dan juallah aset Anda yang masih berharga (misalnya perhiasan emas), daripada Anda meminjam dari beberapa tempat yang akan mengenakan bunga sangat tinggi dan merugikan Anda.
Mengurangi Beban Hutang
Bila saat ini sudah terlanjur punya hutang banyak bagaimana?
Ada dua cara yang efektif dalam mengubah beban hutang dan rasio hutang dengan pendapatan:
• Pangkas pengeluaran
• Dapatkan penghasilan yang lebih besar
Prioritaskan pembayaran hutang berbunga besar. Bila demikian kondisinya, anda harus memprioritaskan untuk melunasi hutang yang berbunga besar. Kartu kredit, hutang rentenir atau kredit tanpa agunan (KTA) biasanya berbunga besar. Jenis kredit seperti itu harus segera dilunaskan, agar tidak membebani keuangan anda. Bila anda memiliki dua kartu kredit dengan penggunaan maksimal, prioritaskan pelunasan kartu kredit berbunga besar. Saat ini banyak bank penerbit kartu kredit yang menawarkan transfer balance (melunasi outstanding kredit di tempat lain, dan memindahkan hutangnya ke tempat penerbit kartu kredit baru). Anda dapat memanfaatkan fasilitas itu, bila bunga yang ditawarkan lebih rendah untuk melunasi kartu kredit yang sedang berjalan. Setelah lunas, sebaiknya tidak menggunakan lagi kartu kredit untuk kepentingan konsumtif. Silahkan gunting kartu kredit anda selama masa pelunasan ini agar anda tidak tergoda untuk menggesek-gesek lagi.
Memangkas pengeluaran dapat menjadi cara tercepat untuk mengurangi beban hutang, selain Anda memiliki tambahan pekerjaan dan pendapatan. Ada pendapat bahwa memangkas belanja setara dengan membedah manajemen uang Anda. Perhatikan, begitu kesehatan keuangan Anda membaik, mungkin sikap, hubungan dengan orang lain, emosi dan selera humor Anda pun turut membaik.
Jangan bebani hutang Anda dengan pembelian-pembelian baru. Ingat, mungkin Anda menemukan harga stereo sistem yang murah. Namun kalau Anda tidak melunasinya dalam tiga tahun, “penghematan” Anda akan sia-sia saja.
Hindari “pembelian impulsif”. Yaitu pembelian yang dilakukan karena Anda “INGIN” bukan “BUTUH”. Anda akan terkejut betapa besar perbedaan yang terjadi.
Kurangi kebiasaan jajan. Biaya makan di luar selama seminggu jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya belanja bahan makanan dan membuat masakan sendiri. Langkah ini membuat Anda lebih hemat, mengurangi hutang lebih cepat, dan tentunya mencapai kesehatan finansial yang lebih baik.
Pikirkan cara memperoleh tambahan uang. Bisa dengan kerja sambilan atau pindah ke pekerjaan lain yang gajinya lebih menarik.
Kuncinya:
Bijaklah mengelola hutang, bayarlah tepat waktu dan disiplin pada batas toleransi hutang kita.
Sumber: http://www.mymoneyskills.com/, http://safakmuhammad.com, http://anisbazzstory.wordpress.com .