Sikap Atasan Yang Paling Tidak Disukai Bawahannya

Artikel ini merupakan tulisan Bro Dadang Kadarusman yang saya kutip dari Milis Inspirasi Indonesia. Terima Kasih kepada penulis aslinya atas artikelnya yang bermanfaat.

Kita sering mengira hanya bawahan yang sangat ingin sekali untuk disukai oleh atasannya. Faktanya, setiap atasan pun ingin disukai oleh bawahannya. Disukai, tidak berarti semua bawahan mengagung-agungkan, memuji-muji, atau hal-hal superficial lainnya. Secara esensi, disukai bawahan lebih bermakna pengakuan dalam hati bawahan bahwa atasannya sudah menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Jadi, meskipun mereka sering protes, misalnya; mereka tetap mengakui bahwa kita adalah atasan yang baik. Apakah Anda sudah menjadi atasan seperti itu?
Semoga artikel itu bisa membantu Anda untuk memperindah kualitas kepemimpinan Anda. Sekarang, ijinkan saya berbagi hasil pengamatan tentang 5 hal yang menyebabkan bawahan sebel sekali kepada atasannya. Menghindarinya akan meningkatkan efektivitas kepimimpinan seorang atasan. Berikut ini uraiannya.

1. Sok kuasa. Setinggi apapun jabatan seseorang, jika hal itu hanya menyebabkannya sok kuasa maka dia hanya akan mendapatkan cemoohan ‘tidak terdengar’ dari orang-orang yang dipimpinnya. Mengapa? Karena tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang menyukai orang-orang sok kuasa. Oleh para ‘licker’ sikap sok kuasa atasan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga akan memperburuk suasana. Mereka yang pandai mencari muka atasan berebut untuk mendekat, sedangkan mereka yang benar-benar professional akan semakin tersisih. Atasan yang sok kuasa, jarang yang mampu untuk membangun kinerja team secara optimal.

2. Tidak sejalan antara kata dan perbuatan. Apa yang bisa dipegang dari seorang manusia selain kata-katanya? Maka setiap kata yang diucapkan oleh seorang atasan adalah jaminan dari perilaku dan tindakannya. Sikap plin-plan, sangat membingungkan bawahan. Kebiasaan untuk ‘menelan ludah sendiri’, menyebabkan hilangnya kepercayaan dari bawahan. Menyuruh bawahan berdisiplin sedangkan dirinya sendiri bertindak sesuka hati, sangat menyebalkan bagi bawahan.

Share artikel ini via :

Mengelola Hutang

Artikel ini merupakan kompilasi  dari beberapa artikel yang saya kutip dari : http://www.mymoneyskills.com/, http://safakmuhammad.com, http://anisbazzstory.wordpress.com, untuk  kata kunci Mengelola Hutang. Terima kasih untuk penulis aslinya atas artikelnya yang bermanfaat.

Anda punya hutang?? kalo saya iyahhh…berapa?? saat ini cicilannya mencapai 25% dari penghasilan bulanan kami…dan bisa jadi ke depan lebih besar lagi…Whatttzzz
Setiap hari, kita selalu di kepung dengan berbagai iklan produk dan jasa. Bahkan iklan hutang pun ada dimana-mana. Coba perhatikan, saat kita nonton televisi, commercial break atau iklan setiap saat muncul. Saat kita sedang asyik nonton tv dan ada iklan muncul, kita kemudian berniat pindah channel atau pindah saluran tv. Apa yang terjadi adalah hal yang sama, IKLAN juga muncul di sana. Demikian juga saat kita mau dengerin radio, disana juga ada iklan. Kita dalam perjalanan, billboard iklan juga ada dimana-mana. Depan, kanan dan kiri gambar dan bujukan iklan siap menghadang kita. Kalau iklan itu hanya menawarkan produk dan jasa biasa seperti makanan, minuman atau produk properti mungkin masih kita anggap wajar. Yang banyak terjadi saat ini adalah iklan-iklan konsumtif seperti iklan liburan pakai kredit, iklan shopping pakai kartu kredit dan sejenisnya. Dengan penawaran yang menggoda, iklan itu seringkali membuat kita membelinya.
Karena itu, dalam kehidupan modern dengan gaya konsumerisme seperti saat ini, sulit kita menemukan orang yang bebas hutang. Selain tuntutan kebutuhan yang meningkat, juga karena godaan berbagai iklan produk yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Tidak hanya itu, jika dulu orang ‘malu’ berhutang, kini hutang justru menjadi produk yang menguntungkan dan pasarnya sangat luas. Kita dapat saksikan betapa banyak bank dan lembaga perkreditan gencar menawarkan hutang kepada masyarakat. Bila melalui hutang belum berhasil menggaet debitur (konsumen), mereka berusaha menawarkan barang dengan berbagai kemudahan pembayarannya. Bahkan untuk paket liburan wisata saja, orang ditawari bayar secara kredit!.

Share artikel ini via :

Mengenal Tools Management : Customer Relationship Management (CRM) By Yudha Argapratama

Deskripsi

Customer Relationship Management (CRM) adalah proses yang digunakan perusahaan untuk memahami kelompok-kelompok pelanggan mereka dan merespon dengan cepat-dan pada waktu yang bersamaan, langsung-untuk memenuhi keinginan pelanggan. Teknologi CRM memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan mengelola sejumlah besar data pelanggan dan kemudian melaksanakan strategi yang didasarkan pada informasi tersebut. Data yang dikumpulkan melalui inisiatif CRM yang fokus akan membantu perusahaan memecahkan masalah spesifik di seluruh siklus hubungan pelanggan mereka, diawali kegiatan menargetkan pelanggan sampai upaya untuk mendapatkan mereka kembali untuk selanjutnya. Data CRM juga menyediakan wawasan baru yang penting bagi perusahaan dalam perilaku dan kebutuhan pelanggan, yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan produk-produk untuk segmen pelanggan yang menjadi sasaran. Informasi dikumpulkan melalui program CRM sering menghasilkan solusi untuk masalah di luar fungsi pemasaran perusahaan, seperti aspek manajemen rantai pemasok (supply chain management) dan pengembangan produk baru (product development) .

Metodologi

CRM mensyaratkan para manajer untuk:

• Memulai dengan mendefinisikan “titik rasa sakit (pain points)” strategis di dalam siklus hubungan pelanggan. Ini adalah masalah yang memiliki dampak besar pada kepuasan dan loyalitas pelanggan, di mana solusi yang diberikan akan mengakibatkan keuntungan finansial yang besar dan keunggulan kompetitif;

• Mengevaluasi apakah data CRM dapat memperbaiki titik rasa sakit mereka . Hitung nilai informasi tersebut yang akan dibawa ke perusahaan;

• Memilih platform teknologi yang tepat, dan menghitung biaya implementasi dan pelatihan karyawan untuk menggunakannya. Ukur apakah manfaat dari informasi CRM lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan;

• Desain insentif program untuk memastikan bahwa setiap personel terdorong untuk berpartisipasi dalam program CRM.

• Ukur progres dan dampak CRM. Secara agresif memonitor partisipasi oleh personil kunci dalam program CRM. Selain itu, tempatkan sistem pengukuran yang tepat untuk menelusuri peningkatan profitabilitas pelanggan dengan penggunaan CRM. Setelah data dikumpulkan, bagikan informasi secara luas dengan karyawan untuk lebih lanjut mendorong partisipasi dalam program ini.

Share artikel ini via :

Manfaat Ekonomis Berhenti Merokok

Oleh : Safir Senduk

Sebagian dari Anda, pasti ada yang perokok. Ada yang perokok berat, ada pula perokok ringan. Saya rasa Anda sudah pernah mendengar bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Hal itu malah ditulis jelas di bungkus rokok yang Anda beli. Tapi mungkin Anda tidak pernah menghiraukan, karena bagi sebagian orang rokok boleh jadi merupakan bagian kenikmatan hidup. Banyak orang yang merasa belum bisa berpikir kalau belum merokok. Malah ada yang tidak bisa bekerja kalau belum merokok. Kalau tidak, kepala bisa pening, begitu alasan mereka.
Topik artikel kali ini adalah apa manfaat ekonomis yang akan Anda dapatkan bila Anda berhenti merokok. Tenang saja, saya bukan anggota dari organisasi kesehatan yang selalu menggembar-gemborkan ruginya merokok bagi kesehatan. Saya hanya ingin menunjukkan apa manfaat ekonomis bila Anda berhenti merokok, walaupun nanti saya selipkan juga beberapa pesan kesehatan.
DITABUNG LEBIH MENGUNTUNGKAN
Misalkan saja Anda menghabiskan Rp 7.500 sehari untuk membeli sebungkus rokok kretek filter lokal. Ini berarti, dalam sebulan Anda membelanjakan Rp 225 ribu untuk rokok, sehingga dalam setahun, pengeluaran Anda untuk rokok mencapai Rp 2.700.000.
Sekarang kita hitung, berapa jumlah uang yang Anda keluarkan selama hidup Anda bila Anda terus merokok. Kalau pada saat ini berumur 30, maka bila Anda terus merokok sampai umur 50, Anda berarti menghisap rokok secara terus menerus selama 20 tahun. Bila dihitung, pengeluaran Anda untuk rokok adalah: Rp 2.700.000 x 20 tahun = Rp 54.000.000
Itu pun dengan asumsi bahwa harga rokok selalu konstan dan tidak pernah naik. Tentunya hal itu tidak mungkin terjadi. Harga rokok pasti naik setiap tahun. Kalau setiap tahun harga rokok naik sebesar 10 persen saja, maka dalam 20 tahun, bila dihitung-hitung, jumlah uang yang Anda belanjakan untuk rokok bisa mencapai lebih dari Rp 154 juta!
Sekarang, apa yang terjadi bila Anda berhenti merokok dan menabungkan saja uang jatah rokok tersebut? Kalau misalnya Anda menginvestasikan Rp 225 ribu per bulan tadi ke tabungan di bank yang memberikan bunga 10 persen per tahun, maka setelah 20 tahun (240 bulan), saldo tabungan Anda akan lebih dari Rp 171 juta!
Itu dengan asumsi suku bunga 10 persen. Kalau uang itu Anda investasikan pada produk investasi yang memberikan 15 persen per tahun, maka saldo Anda akan menjadi Rp 330 juta lebih. Pada saat ini, sudah ada, kok, beberapa produk investasi yang bisa memberikan hasil sekitar 15 persen per tahun.
Perhitungan di atas dilakukan dengan asumsi bahwa Anda menabungkan jumlah uang yang sama setiap bulan selama 20 tahun itu. Tapi dengan harga rokok yang terus naik, Anda tentunya tidak akan menabungkan jumlah uang yang sama dari tahun ke tahun bukan?
Tentunya jumlah yang Anda tabungkan akan terus naik setiap tahunnya. Bayangkan berapa saldo uang yang Anda miliki nanti, yang mungkin bisa Anda wariskan ke anak cucu Anda.

Share artikel ini via :

Mengenal Tools Management : Business Process Reengineering (BPR)

Deskripsi

Business Process Reengineering melibatkan disain ulang secara radikal proses inti bisnis untuk mencapai perbaikan dramatis terhadap produktivitas, cycle time dan kualitas. Dalam Business Process Reengineering, perusahaan mulai dengan selembar kertas kosong dan memikirkan kembali proses yang ada untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Mereka biasanya mengadopsi sistem nilai baru yang menempatkan peningkatan penekanan pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan mengurangi lapisan organisasi dan menghapus kegiatan-kegiatan yang tidak produktif di dua wilayah kunci. Pertama, mereka mendesain ulang organisasi fungsional ke dalam tim lintas fungsional (cross functional team). Kedua, mereka menggunakan teknologi untuk meningkatkan penyebarluasan data dan pengambilan keputusan.

Metodologi

Business Process Reengineering adalah inisiatif perubahan dramatis yang berisi lima langkah utama. Para Manajer harus:
1. Memfokuskan kembali nilai-nilai perusahaan pada kebutuhan pelanggan;
2. Perancangan proses inti, yang sering menggunakan teknologi informasi (IT) untuk memungkinkan perbaikan;
3. Reorganisasi bisnis ke dalam tim lintas fungsional dengan tanggung jawab end-to-end untuk proses;
4. Pikirkan kembali dasar organisasi dan isu-isu tentang orang;
5. Meningkatkan proses bisnis di seluruh organisasi.

Share artikel ini via :

Apa tujuan dari performance appraisal?

Performance Appraisal atau Penilaian Kinerja memiliki banyak tujuan yang berbeda bagi organisasi :

• Memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerja mereka
• Menentukan siapa yang akan dipromosikan
• Memfasilitasi PHK atau keputusan perampingan
• Mendorong peningkatan kinerja
• Memotivasi kinerja yang unggul
• Menetapkan tujuan dan pengukuran
• Konseling untuk karyawan yang berkinerja buruk
• Menentukan perubahan kompensasi
• Mendorong coaching dan mentoring
• Mendukung perencanaan tenaga kerja atau perencanaan suksesi
• Menetapkan pelatihan individu dan kebutuhan pengembangan
• Menentukan organisasi pelatihan dan kebutuhan pengembangan
• Memastikan bahwa keputusan rekrutmen yang baik sedang dilakukan
• Memberikan kepastian hukum untuk pengambilan keputusan bagi personel
• Meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan

Berikut penjelasannya

Memberikan Umpan Balik

Memberikan umpan balik adalah dasar yang paling umum bagi suatu organisasi untuk memiliki sistem penilaian kinerja. Melalui proses penilaian kinerja individu yang tepat belajar seberapa baik apa dia lakukan selama dua belas bulan sebelumnya dan dapat kemudian menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan kinerja di masa depan. Dalam hal ini, penilaian kinerja melayani tujuan lain yang penting dengan memastikan bahwa harapan bos jelas dikomunikasikan.

Share artikel ini via :
Powered by WordPress | BestInCellPhones.com Offers BlackBerry Phones for Sale. | Thanks to Wordpress Themes, MMORPGs and Conveyancing