Trainers Guide : How Adults Learn

The division of information into ‘must know’, ‘should know’, ‘could know’ elements will go some way to establishing a balanced lesson plan, but understanding how adults learn will allow us to structure the material into a logical sequence which builds upon a person’s learning pattern. Although learning behaviour is a very complex issue, there are a number of guiding principles which have been established:

1. Learning is a voluntary process.

‘A person convinced against their will, is of the same opinion still.’ Merely because someone attends a training course doesn’t, unfortunately, guarantee that they will learn anything. For learning to take place, the trainee must be convinced that there is some direct benefit gained by acquiring that knowledge. Whatever the student learns they must learn personally. It is not possible yet for the reluctant trainee to engage someone to learn on their behalf. No one can learn for them if they don’t want to. This means that while it is attitude that will decide how much is learnt, it is the trainer’s job to create an environment where people want to learn. The onus is on the trainer to make the subject  matter interesting and relevant so that everyone attending receives something of benefit.

2. Responsibility increases learning.

The good news is that recognizing that the individual controls whether they learn and at what speed, will in itself increase the learning process. Where the trainer has passed over the responsibility for learning to the individual concerned there has been a measurable increase in both the amount learnt and the extent of knowledge retained.

Share artikel ini via :

On The Job Training : Lima langkah Praktis One-on-One Training/Coaching

Berikut tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan On the job training. Manager atau pimpinan dalam hal ini berfungsi sebagai Trainer atau Coach.

1. Trainer and Trainee men setup sebuah Model Sharing Mental

  • Membangun hubungan dengan Trainee.
  • Mengidentifikasi tugas yang harus diajarkan .
  • Mengecek Keahlian, Pengetahuan dan Pengalaman dari trainee
  • Pertanyaan – pertanyaan yang mengajak dan mendukung trainee
Share artikel ini via :

Manager Tips : Step by Step dalam melakukan Counseling

Artikel ini merupakan bagian dari modul Coaching & Counseling Training yang pernah disampaikan oleh teman saya RudyHikmanudin . Saya posting di Peoplewit agar bisa diterapkan oleh setiap Manajer atau Pimpinan dalam perannya sebagai Counselor. Semoga Bermanfaat.

CONTOH KALIMAT DALAM TAHAP PENDEKATAN (RAPPORT)

  1. Bagaimana keadaanmu saat ini, sehat ? keluargamu baik-baik saja
  2. Bahasa tubuh yang mendukung sikap menerima , seperti :
    1. Pandangan mata fokus pada lawan bicara (tidak menunjukan sikap sedang memperhatikan hal lain)
    2. Kedua tangan terbuka (tidak bersilang di dada) karena secara psikologis tangan yang bersilang di dada akan memberi kesan menutup diri.
    3. Gaya bicara dan Intonasi yang bersahabat
  3. Membuka percakapan yang mamancing, misalnya, “wah… rasanya ini waktu yang tepat untuk berbincang-bincang … misalnya ada masalah masalah yang sedang kamu rasakan …… saya pikir waktu yang baik untuk kita diskusikan … !!?

Kendala yang biasa terjadi pada tahapan ini ;

  1. Adanya defense dari counselee (Counselee sulit / belum percaya kepada counselor)
  2. Pembicaraan counselee berputar putar ke hal lain yang bukan inti permasalahan yang sedang dirasakannya.

Pada kejadian diatas, yang harus dilakukan counselor adalah :

  1. Counselor menjadi pemancing (counselor harus lebih aktif, tetapi tidak terkesan mendikte/menggurui dalam pembicaraan). Gunakan pertanyaan terbuka.
    1. “ya…ya… saya mulai memahami apa yang kamu maksudkan… lalu bagaimana seterusnya …?
    2. Kamu tadi mengatakan bahwa…. Dst. Coba ceritakan lebih jauh lagi tentang hal tersebut …. !!?
  2. Counselor sebaiknya tidak terburu buru mengarahkan pembicaraan (pada topik / keinginan tertentu), contoh kalimat negatif yang sebaiknya dihindari :
    1. “Apa betul demikian ….? Padahal menurut infomasi yang saya terima … dst?”
    2. “Masa begitu …. ? menurut saya sih …. Dst… !!?
Share artikel ini via :

Manager Tips : Bagaimana menghadapi atasan Anda

Hal yang penting bagi Anda sebagai manajer untuk memperhatikan sikap Anda terhadap atasan. Keberhasilan masa depan Anda tergantung baik pada bawahan dan atasan Anda. Jika Anda baru saja dapat promosi, Anda merasa bersyukur kepada atasan Anda. Anda juga senang bahwa eksekutif puncak cukup tanggap untuk mengenali bakat Anda. Tapi tanggung jawab baru Anda menuntut sebuah level loyalitas baru dari Anda. Selain itu, Anda sekarang adalah bagian dari tim manajemen. Anda tidak bisa menjadi anggota tim yang baik tanpa mengidentifikasi diri dengan tim. Yang perlu diingat, bagaimanapun, bahwa seseorang yang unggul di perusahaan tidak selalu lebih pintar dari Anda. Bos Anda mungkin lebih berpengalaman dari Anda, mungkin telah dengan perusahaan lagi, atau mungkin di posisi teratas karena alasan lain. Hal ini juga mungkin, bagaimanapun, bahwa bos Anda diperlakukan dengan sangat baik dan memang lebih pintar daripada Anda.

Share artikel ini via :

Sikap Bawahan Yang Paling Tidak Disukai Atasannya

Artikel ini merupakan tulisan Sdr. Dadang Kadarusman yang saya kutip dari Milis Inspirasi Indonesia. Terima Kasih kepada penulis aslinya atas artikelnya yang bermanfaat.

Penilaian atasan terhadap bawahan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan karir setiap karyawan. Sayangnya banyak orang yang secara sadar atau tidak malah menunjukkan sikap-sikap yang menimbulkan penilaian negatif dari atasannya. Anehnya dalam sikap negatifnya itu, mereka masih saja berharap agar atasannya tetap memberi penilaian yang baik kepadanya. Jika sudah demikian, apa alasannya bagi atasan untuk memberikan penilaian positif kepada bawahan?
Setiap atasan membutuhkan bawahan yang bisa diandalkan dan dapat dipercaya. Bawahan yang memenuhi kedua kriteria itu dicirikan dengan kesediaannya untuk menjauhi sikap-sikap buruk yang tidak disukai oleh atasan manapun di dunia ini. Ijinkan saya untuk menjelaskan 5 sikap yang harus Anda jauhi jika Anda berada dalam posisi sebagai seorang bawahan. Berikut ini uraiannya.

1. Hitung-hitungan. Benar bahwa segala sesuatu harus ada hasilnya. Juga benar jika menuntut bayaran yang layak bagi setiap pekerjaan yang dilakukan. Namun, sungguh sangat melelahkan kalau harus berurusan dengan anak buah yang hanya mau bekerja extra dengan iming-iming imbalan. Jika diajak untuk berjuang dengan gigih mengungkit-ungkit soal besar kecilnya gaji atau bayaran. Padahal, karir masa depan itu tidak bisa diraih dengan cara hitung-hitungan jangka pendek. Justru orang yang bersedia berkontribusi lebih banyak tanpa hitung-hitungan sekarang yang dimasa depan biasanya mendapatkan kepercayaan lebih besar. Tanggungjawab lebih banyak. Dan tentu saja, secara otomatis bayaran yang lebih tinggi.

2. Sering mengeluh. Tidak ada keluhan yang enak didengar. Apa lagi jika keluhan itu datang dari bawahan tentang pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikannya dengan baik. Atau tentang masalah keluarganya yang tidak harmonis. Atau tentang pendapatannya yang tidak kunjung mencukupi keinginan. Satu hal yang pasti, setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Hanya saja, ada yang menghadapinya dengan teguh hati, dan ada yang ‘mengumbarnya’ dengan lidah kesana kemari. Para atasan tidak memiliki cukup waktu untuk menampung seluruh keluhan. Jadi, keluhan biasanya tidak membuat penilaian atasan menjadi lebih baik, malah sebaliknya.

Share artikel ini via :

Mengenal Tools Management : Knowledge Management By Yudha Argapratama

Deskripsi

Knowledge management mengembangkan sistem dan proses untuk memperoleh dan berbagi aset intelektual. Ini meningkatkan informasi yang berguna, dapat ditindaklanjuti dan bermakna dan mencari untuk meningkatkan proses pembelajaran individu dan tim. Selain itu,
dapat memaksimalkan nilai dasar intelektual organisasi pada seluruh fungsi yang beragam dan lokasi yang berbeda. Knowledge management menyatakan bahwa bisnis yang sukses adalah
bukan koleksi dari produk tetapi basis pengetahuan yang khas dan unik. Modal intelektual ini merupakan kunci yang akan memberikan perusahaan suatu keunggulan kompetitif dengan pelanggan yang menjadi sasaran. Knowledge management berusaha untuk mengakumulasi modal intelektual yang akan menciptakan kompetensi inti yang unik dan mengakibatkan hasil yang lebih unggul.

Metodologi

Knowledge management memerlukan para manajer untuk:

• Membuat katalog dan mengevaluasi organisasi pengetahuan dasar saat ini ;

• Menentukan kompetensi akan menjadi kunci keberhasilan masa depan dan dasar pengetahuan apa yang diperlukan untuk membangun posisi kepemimpinan yang berkelanjutan ke depannya;

• Melakukan investasi dalam sistem dan proses untuk mempercepat akumulasi pengetahuan;

• Menilai dampak sistem tersebut pada kepemimpinan, budaya, dan praktek recruitment;

• menyusun sistem pengetahuan baru dan mengubahnya menjadi alat dan informasi yang akan digunakan untuk meningkatkan inovasi produk dan profitabilitas secara keseluruhan.

Share artikel ini via :
Powered by WordPress | BestInCellPhones.com Offers BlackBerry Phones for Sale. | Thanks to Wordpress Themes, MMORPGs and Conveyancing